Thursday, February 25, 2016

Puisi Cerita Cinta Terhalang Restu Orang Tua


Puisi Diary Kecil Qu




Hanya Karena Dia dan Pujuk Rayu Mereka Hilang Kesetiaan Mu


Apa kau tau kasieh...
Saat pohon cinta Qu berakar kesetiaan, berkulit kejujuran, dan berdaun kepercayaan, beranting ketulusan dan berpucuk harapan. Saat itulah cinta menjadi raja dihati Qu yang memimpinkan jiwa Qu untuk menyatu bersama U, berbaris kokoh melawan dusta diantara kita, demi tercapai satu mahligai kebahagiaan. Tapi saat takdir yang menjadi lawannya aQ terdiam kaku bagai nadi Qu telah berhenti. Inilah takdir cinta yang Qu alami bersama U, yang pernah bertahtah di kedalaman hati dan yang runtuh karna takdir dan dusta U.

Inilah akhir aQ dan U yang dulu sempat Qu miliki dan sempat mengisi hari hari indah bersama U, dengan penuh cerita, canda tawa, senyum mesra, sekarang berubah pergi untuk selamanya. Masih aQ ingat susah payah yang dulu sebelum aQ menjadi kekasih U, berbagai cara aQ lakukan untuk menyakinkan U dan terima aQ menjadi kekasih sejati U.

Perlahan ku coba memasuki ruang hati U yang terdalam, ternyata engkau pun menunggu kedatangan Qu dengan sambutan cinta yang membuat aQ bahagia dan terasa inilah cinta abadi, inilah kekasih sejati dan inilah pendamping hidup Qu yang selama ini tidak pernah aQ temui dari siapapun dia.

Aku bahagia luar biasa, hari-hari Qu menjadi indah, senang dan bahagia saat mendengar suara U, apa lagi saat pertama aQ menatap wajah indah U yang slalu hadir dalam mimpi Qu, itulah pertama kita bertemu rasa malu, rindu semua menjadi satu dalam pelukan.

Hari kian berlalu, cinta semakin menjadi hari-hari Qu semakin merindukan U, aQ tidak peduli lagi apa kata orang tentang kita, yang aQ tau dan pikirkan hanya U dan U, hati Qu telah di tutup indah oleh cinta dan kasih sayang U juga perhatian yang kau berikan untuk Qu.

Hampir setiap malam lepas kamu ngaji aku cari tempat yang nyaman untuk telpon U, hilangkan rasa rindu degan kita bercanda, bercerita seindah bintang,
berjanji sedalam lautan, seakan hidup ini penuh dengan kasih sayang antara kau dan aku.

Disini yang membuat aQ lebih lebih merasakan cinta U.
Hingga suatu hari kita harus berpisah untuk sementara waktu, karna aku telah lulus dibangku SMA, Sekeluarga ingin tempatkan aQ di sebuah pesantren sambilan aQ kuliah disana. Pertama aQ memang tidak mau, karena tanpa alasan yang kuat dan pasti, padahal aQ hanya takut terpisah dengan U, terpaksa aku turuti kemauan orang tua ku.

Aku takut harus berkata apa pada U, akQ tidak mau melihat Qm menangis dan aQ tidak mau Qm bersedih, walaupun aku lebih merasakannya, tapi aQ tetap tidak
ingin Qm merasakan jua. Walau bagai manapun aQ harus berpamitan pada U,
dan bercerita semuanya ,meski terasa berat untuk Qu ceritakan karna aQ kenal sifat Qm yang lemah mudah menangis.

Seperti tertulis Qm pasti akan menangis dan terus menangis, hingga aQ terdiam tanpa tau apa yang harus aQ lakukan untuk membuat U tenang dan berhenti menangis, semalaman itu tanpa tidur aQ
temani malam terahir untuk kita hingga telinga aQ panas karna hendphon yang tidak terlepas dari charger.

Disini berbagai janji kata-kata terucap dibibir U yang sampai saat ini masih aQ simpan sebagai duri penusuk kalbu. Beranjak aQ pergi ke pondok, siang malam aQ termenung memikirkan U yang pasti sedang bersedih karna kita tidak pernah terpisah selalunya bersama ada saat rindu melanda.

Hari telah berganti dan berlalu, terasa lama menunggu bulan Puasa tiba, agar aQ bisa pulang dan kita bisa bertemu kembali, disini tiada hari aQ tanpa melukiskan rindu Qu dikertas putih, tidak terasa juga bulan telah berganti dan puasapun telah tiba, kini waktunya untuk kita bertemu lagi meski satu bulan namun cukup untuk rindu yang kian tertahan.

Kasih... aQ pulang untuk U, lama sudah aQ merindukan U, rasanya bagai terpenjara sepi aQ disana tanpa U, dan tidak terasa waktu berputar begitu cepat dan aQ harus kembali lagi kepondok untuk istirahatkan rindu disana, Seperti biasa berpamitan nangis nangis janji janji apa yang terasa terucap semuanya.

Aku pamit pergi sayang ya...!
Beberapa bulan di pondok sana aQ keluar karna pengaruh ingin hidup bebas (aku telah memilih jalan yang salah ), tapi ini sudah terlanjur dan aQ lakukan dan aQ menyesalinya sekarang.

Dia pun ikut sedih atas kesalahan ku ini, dan akhirnya aQ putuskan untuk pergi ke Medan, sebelum pergi seperti biasa sedih tangis semkin bertambah, janji manis semakin bertumpuk, tapi sayang hanya aQ yang setia menjaga semua janji janji itu.

Aku pergi dgn penuh pesan dari U...
Malam itu aQ pergi tinggalkan U yang ke tiga kali nya, tapi tidak bertahan  lama di medan akhirnya aQ pulang, karna saring diteror sms, sayang adek kangen nah, Akhirnyapun aQ pulang,

Tapi entah berapa lama kemudian Qm mulai berubah dan aQ sering merasakan hal itu dari U, perasaan Qu semakin curiga, Tapi aQ tidak pernah perdulikannya, mungkin ini hanyalh rasa sayang Qu yang takut kehilangan U.

Perlahan dugaan ini menjadi mimpi dan akhirnya benar benar terjadi, Qm telah menduakan aQ dan cinta yang selama ini setia pada U. Rapuh jiwa Qu mengetahui
semua ini, tidak pernah aQ menyadari ini akan terjadi. Padahal dua tahun kita
saling menjaga, percaya, mengenal lebih dari kekasih, tapi inilah balasan atas cinta dan kesetiaan Qu. Sungguh tega engkau pada Qu, dibalik madu yang terlihat manis kau simpan racun berbisa untuk Qu.

Kasieh...
Sungguh hati ini terluka tidak bisa aQ lukiskan rasa sakit ini, kecewa melebihi segala sakit yang pernah aQ derita, kini aQ tertakluk kalah atas cinta U, tapi aQ tidak mudah untuk mengalah dan aQ inginkan Qm memilih satu antara aQ dan dia.

Sungguh aQ mengharapkan kedatangan U kembalikan kebahagiaan kita, dibibir pantai sore itu aQ menunggu U dan engkau datang bersama kakak U yang sempat perkenalkan U dengan dia kekasih baru U itu, juga dengan pujuk rayu kakak U itu akhirnya Qm putuskan untuk memilih dia dan tinggalkan aQ.

Sungguh mati harapan Qu dan berderai air mata, kini aQ benar benar harus berpisah untuk selamanya dengan U. Ku coba bertahan meski terlihat rapuh didepan U, belum sempat kau usap setetes saja air mata Qu, kau terburu pergi, karna disana sesorang menanti U yang menyaksikan sebagai saksi hari ini engkau telah resmi memilih Dia sebagai kekasih U.

Tinggalah aQ yang terpaku di bibir pantai, Qu coba lempar semua rasa sakit ini ke arus gelombang, tapi tetap saja kembali melekat dibenak Qu. Kini aQ menyadari dan menyesali atas kesetiaan
selama ini yang aQ berikan kepada U.

Perlahan Qu hitung hari dalam lamunan, Qu kenang semua masa masa indah kita, Qu resapi rasa kecewa, hingga aQ meraskan jiwa Qu mati untuk bercinta lagi, sungguh tidak berdaya aQ tanpa U, terpaksa aQ harus hidup dalam belas kasihani U, karna cuma Qm yang mampu sadari aQ dan hapuskan kecewa ini tutupi semua celah celah luka dihati Qu.

Dengan perlahan aQ mampu kembalikan rasa sayang U kembali, dan tinggalkan dia tuk selamnya, meski tidak sesempurna yang dulu tapi disaat aQ merindukan U, kau masih mau temani aQ seperti dulu. aQ kembali merasakan cinta U yang sempat hilang, dan damai kembali dalam pelukan, rasanya sperti tali yang putus sekali putus jika di sambung pasti tak akan sempurna, walau aQ telah berusaha yang namun sikap percaya pasti akan memudar, dan cinta tidak lagi sindah yg pernah kita lukiskan.

Akhirnya beberapa bulan kemudian aQ berniat untuk buat paspor dan pergi ke malaysia, namun harapan bersama U masih terlukis indah untuk aku miliki, walau terasa enggan hati Qu untuk mengatakan terlalu jujur, takut kau kecewakan aQ lagi.

Empat bulan setelah selesai buat paspor, aQ bertekat pergi dan tinggalkan banyak
pesan untuk U, Qm juga sama, aQ pun masih ingat pesan U hari itu. aQ pergi cuma satu bulan dan akhirnya aQ pulang,
sperti biasa beraktifitas di kampung halaman semakin hari semakin berat dan aQ putuskan untuk pergi lagi ke malaysia.

Setelah satu tahun di kampung hubungan kitapun saat itu semkin tidak jelas, aQ siapkan diri untuk pergi lagi, tanpa beritau Qm, Hanya ayu yang tau tentang kepergian Qu ini, karna saat itu Qm sedang menjalin hubungan dengan seseorang aQ pun begitu yaitu ayu, meski telah berusaha sekuat tenaga namun Qm tetap tidak tergantikan dihati Qu.

Malah saat aQ mencoba untuk membuka hati buat yang lain, bukan cinta yang dia dapat dari aQ, malah kecewa karna aQ yang tidak bisa mencintainya, Sampai di malaysia Qu coba telpon Qm dan menayakan kabar U yang sedang baik baik saja waktu itu, aku pikir, mungkin disinilah tempat untuk aQ melupakan U, dan menguburkan semua tentang kita.

Tapi aQ salah menilainya semakin hari bukan aQ melupakan U, melainkan selalu dibawa bayangan masa lalu dan Qm, aku mulai lelah dengan perasaan ini, mulai benci pada diri sendiri, namun hanya bisa bersabar dan terus bersabar dalam
tangisan. Aku sempat senang saat tau hubungan kamu putus dengan dia, aQ masih bayangkan untuk kembali.

Karena teringat masalah keluarga kita yang dulu sama sama tidak merestui hubungan kita, ini membuat aQ hampir
putus asa, dan terdiam dalam waktu yang kian lama. Hingga suatu hari aku dapatkan kabar dari teman mu Amrina, bahwa sekarang kamu telah ditunangkan orang dan bahagia, setelah tiga kali Qm tolak untuk ditunang, dan akhirnya kamu terima demi tidak ingin melihat orang tua mu kecewa pada mu.

Tersentak aQ mendengar semua itu, semakin hari semkin berat beban Qu disini, tidak terasa dalam tidur terkadang air mata temani basahi pipi Qu, sering aQ termenung terlihat seperti orang bodoh.
Kini hancur debur semua harapan Qu, hilang patahkan semangat Qu di kesendirian ini, makin terpenjara jiwa dan batin Qu, hanya kata selamat bahagia yang mampu aQ ucapkan pada U, semoga kamu disana senantiasa dalam lindungan Ilahi dan diberkati menjadi istri yang berbakti kepada suami.

Jagan hiraukan aQ yang disini, biarkan aQ terpuruk mati, meski banyak cara yang Qm lakukan untuk buat aQ tegar, terlepas dari keterperukan ini, semua itu hanya sesaat saja, nanti aQ pasti akan lebih tersiksa saat aQ melihat Qm bersanding dia suami mu.

Mungkin juga akan aQ ucapkan selamat tinggal untuk U selamanya, Simpanlah aQ dalam doa U kasih Qu..
Andai saja kita bukan sekampung, mungkin kau telah dari dulu aQ jadikan istri yang halal sbelum di jadikan
istri orang...



Inilah perasaan yang masih tersimpan rapi di sanubari, Qu harap kau dapat mengerti semua yang aQ rasakan ini, semoga ini tidak terjadi pada U dan tidak pernah terjadi sampai akhir kau menutup mata, moga kita di pertemukan kembali disana, di alam ke abadian yang hidup tanpa larangan...Aamiin...Sekiaan..




No comments: